top of page

Manusia dan Pandangan Hidup

  • Writer: Nadira Raihanah
    Nadira Raihanah
  • May 13, 2020
  • 5 min read

Updated: Jul 8, 2020

Pengertian Pandangan Hidup


Setiap manusia mempunyai pandangan hidup. Pandangan hidup itu bersifat kodrati. Karena itu ia menentukan masa depan seseorang. Untuk itu perlu dijelaskan pula apa arti pandangan hidup. Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup di dunia. Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya.


Dengan demikian pandangan hidup itu bukanlah timbul seketika atau dalam waktu yang yang singkat saja, melainkan melalui proses waktu yang lama dan terus menerus, sehingga hasil pemikiran itu dapat diuji kenyataanya. Hasil pemikiran itu dapat diterima oleh akal, sehingga diakui kebenaranya. Atas dasar ini manusia menerima hasil pemikiran itu sebagai pegangan, pedoman, arahan, atau petunjuk yang disebut padangan hidup.


Pandangan hidup banyak sekali macamnya dan ragamnya. Akan tetapi pandangan hidup dapat diklasifikasikan berdasarkan asalnya, yaitu terdiri dari 3 macam :


  • Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenaranya.

  • Pandangan hidup yang berupa ideologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada negara tersebut.

  • Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatif kebenerannya.


Pandangan hidup pada dasarnya mempunyai unsur-unsur yaitu : cita-cita, kebajikan, usaha, keyakinan/kepercayaan. Cita-cita ialah apa yang diinginkan yang mungkin dapat dicapai dengan usaha atau perjuangan. Tujuan yang hendak dicapai ialah kebajikan, yaitu segala hal yang baik yang membuat manusia makmur, bahagia, damai, tentram. Usaha atau perjuangan adalah kerja keras yang dilandasi keyakinan/kepercayaan. Keyakinan/kepercayaan diukur dengan kemampuan akal, kemampuan jasmani, dan kepercayaan kepada Tuhan.


Cita-cita


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), disebutkan cita-cita adalah keinginan, harapan, tujuan yang selalu ada dalam pikiran baik keinginan, harapan, maupun tujuan merupakan apa yang mau diperoleh seorang pada masa mendatang. Dengan demikian cita-cita merupakan masa depan, merupakan pandangan hidup yang akan datang. Pada umumnya cita-cita merupakan semacam garis linier yang makin lama makin tinggi, dengan perkataan lain: cita-cita merupakan keinginan harapan, dan tujuan manusia yang makin tinggi tingkatannya.



Suatu cita-cita dapat dicapai/diraih berdasaran tiga faktor, yaitu :


  • Faktor Manusia; yang mau mencapai cita-cita ditentukan oleh kualitas manusianya. Ada orang yang berkemauan, sehingga apa yang dicita-citakan tercapai tapi sebaliknya bila seorang tidak ada kemauan cita-citanya hanya jadi sebuah imajinasi yang kosong. Akan tetapi cita-cita diperbolehkan setingginya tapi disertai dengan kemauan dengan niat yang tinggi dan hal itu akan terjadi dengan adanya cita-cita menciptakan motivasi hidup akan memperjuangakan apa yang diinginkan.

  • Faktor Kondisi; yang mempengaruhi tercapainya cita-cita, pada umunya dapat disebut yang menguntungkan dan yang menghambat. Faktor yang menguntungkan merupakan kondisi yang memperlancar tercapai suatu cita-cita, sedangkan faktor yang menghambat merupakan kondisi yang merintangi tercapai suatu cita-cita.

  • Faktor Tingginya Cita-cita; yang merupakan faktor mencapai cita-cita dengan menggapai cita-cita kita harus sadarkan diri kita sampai sejauh mana yang akan kita capai dengan cita-cita yang ada meskipun ada pepatah mengatakan, "gantungkan mimpimu setinggi langit" akan tetapi dilain hal ketika kita tak bisa bakal jadi efek yang negatif yang membuat kita menjadi putus asa.


Kebajikan


Kebajikan atau kebaikan atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada hakikatnya sama dengan perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma-norma agama dan etika.


Manusia berbuat baik karena menurut kodratnya manusia itu baik, makhluk bermoral, atas dorongan suara hatinya manusia cenderung berbuat baik. Manusia adalah seorang pribadi yang utuh yang terdiri atas jiwa dan badan. Kedua unsur itu terpisah bila manusia meninggal. Karena merupakan pribadi, manusia mempunyai pandapat sendiri, ia mencintai diri sendiri, perasaan sendiri, seringkali manusia tidak mengenal kebajikan.


Manusia merupakan makhluk sosial; makhluk yang hidup bermasyarakat. Manusia saling membutuhkan, saling menolong, saling menghargai sesama anggota masyarakat. Sebaliknya pula saling mencurigai, saling membenci, saling merugikan, dan sebagainya.


Untuk melihat apa itu kebajikan, kita harus melihat dari tiga segi, yaitu manusia sebagai makhluk pribadi, manusia sebagai anggota masyarakat dan manusia sebagai makhluk Tuhan. Sebagai makhluk pribadi, manusia dapat menentukan sendiri apa yang baik dan apa yang buruk. Suara hati selalu memilih yang baik, sebab itu ia selalu mendesak orang untuk berbuat yang baik bagi dirinya.


Sebagai anggota masyarakat, maka seseorang juga terikat dengan suara masyarakat. Setiap masyarakat adalah kumpulan pribadi – pribadi, sebagaimana suara hati tiap pribadi selalu menginginkan yang baik. Sebagai makhluk Tuhan, manusia pun harus mendengarkan perintah Tuhan. Perintah tuhan selalu memerintahkan agar manusia berbuat baik dan menghindari perbuatan yang tidak baik.


Usaha / Perjuangan


Usaha / perjuangan adalah kerja keras untuk mewujudkan cita–cita. Setiap manusia harus kerja keras untuk kelanjutan hidupnya. Sebagian hidup manusia adalah usaha / perjuangan. Perjuangan untuk hidup dan ini sudah kodrat manusia. Tanpa usaha / perjuangan, manusia tidak dapat hidup sempurna. Apabila manusia bercita–cita menjadi kaya, ia harus bekerja keras. Apabila seseorang bercita–cita menjadi ilmuwan, ia harus rajin belajar dan tekun serta memenuhi semua ketentuan akademik.


Keyakinan / Kepercayaan



Keyakinan / kepercayaan yang menjadi dasar pandangan hidup berasal dari akal atau kekuasaan Tuhan. Menurut Prof.Dr. Harun Nasution, ada tiga aliran filsafat, yaitu aliran naturalisme, aliran intelektualisme dan aliran gabungan.


A) Aliran Naturalisme

Hidup manusia itu dihubungkan dengan kekuatan gaib yang merupakan kekuatan tertinggi. Kekuatan gaib itu dari alam, dan itu datang dari Tuhan. Tetapi bagi yang tidak percaya pada Tuhan, Alam itulah yang tertinggi.


Aliran Naturalisme berintikan spekulasi, mungkin ada Tuhan mungkin juga tidak ada. Lalu mana yang benar? Yang benar adalah Keyakinan. Jika kita yakin Tuhan itu ada, maka kita katakan Tuhan itu ada. Begitu pula sebaliknya.


B) Aliran Intelektualisme

Dasar aliran ini adalah logika/akal. Manusia mengutamakan akal. Dengan akal, manusia berpikir. Mana yang benar menurut akal, itulah yang baik. Walaupun bertentangan dengan kekuatan hati nurani, manusia yakin bahwa dengan kekuatan pikir/akal maka kebajikan itu dapat dicapai dengan sukses.

C) Aliran Gabungan

Dasar aliran ini ialah kekuatan gaib dan juga akal. Kekuatan gaib artinya kekuatan yang berasal dari Tuhan, percaya adanya Tuhan sebagai dasar keyakinan. Sedangkan akal adalah dasar kebudayaan, yang menentukan benar/tidaknya sesuatu.


Langkah-langkah berpandangan hidup yang baik


Manusia pasti mempunyai pandangan hidup walau bagaimanapun bentuknya. Bagaimana kita memperlakukan pandangan hidup itu tergantung pada orang bersangkutan. Ada yang memperlakukan pandangan hidup itu sebagai sarana mencapai tujuan dan ada pula yang memperlakukan sebagai penimbul kesejahteraan, ketentraman dan sebagainya. Akan tetapi yang terpenting, kita seharusnya mempunyai langkah – langkah berpandangan hidup. Adapun langkah–langkah itu sebagai berikut :


  1. Mengenal Merupakan suatu kodrat bagi manusia yaitu merupakan tahap pertama dari setiap aktivitas hidupnya yang dalam hal ini mengenal apa itu pandangan hidup.

  2. Mengerti Yang dimaksud dengan mengerti disini adalah mengerti terhadap pandangan hidup itu sendiri.

  3. Menghayati Dengan menghayati pandangan hidup, kita dapat memperoleh gambaran yang tepat dan benar mengenai kebenaran pandangan hidup itu sendiri.

  4. Meyakini Merupakan suatu hal untuk cenderung memperoleh suatu kepastian sehingga dapat mencapai suatu tujuan hidupnya.

  5. Mengabdi Pengabdian merupakan suatu hal yang penting dalam menghayati dan meyakini sesuatu yang telah dibenarkan dan diterima, baik oleh dirinya lebih – lebih orang lain. Dengan mengabdi maka kita akan merasakan manfaat dari tujuan hidup yang kita hayati dan yakini tersebut.

  6. Mengamankan Proses mengamankan ini merupakan langkan terakhir. Tidak mungkin atau sedikit kemungkinan bila belum mendalami langkah sebelumnya lalu akan ada proses mengamankan ini. Langkah terakhir ini merupakan langkah terberat dan benar-benar membutuhkan iman yang teguh dan kebenaran dalam menanggulangi segala sesuatu demi tegaknya pandangan hidup itu.



Sumber :

Nugroho, Widyo; Muchji, Achmad. 1994. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Indonesia. Universitas Gunadarma.

Nama : Nadira Raihanah

Kelas : 1KA04

NPM : 14119627

 
 
 

Comments


©2020 by nadira.

bottom of page