top of page

Manusia dengan Keindahan dan Penderitaan

  • Writer: Nadira Raihanah
    Nadira Raihanah
  • Apr 3, 2020
  • 9 min read

1. Manusia dan Keindahan


Kata Keindahan berasal dari kata Indah, artinya bagus, permai, cantik, elok, molek, dan sebagainya. Kawasan keindahan bagi manusia sangat luas, seluas keanekaragaman manusia dan sesuai pula dengan perkembangan peradaban teknologi, sosial, dan budaya. Karena itu keindahan dapat dikatakan sebagai bagian dari hidup manusia. Kehidupan tak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.


Keindahan adalah identik dengan kebenaran. Keindahan adalah kebenaran, dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya mempunyai nilai yang sama, yaitu abadi dan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah. Yang tidak mengandung kebenaran berarti tidak indah, karena itu tiruan lukisan Monalisa tidak indah. Sudah tentu kebenaran disini bukan kebenaran ilmu, melainkan kebenaran menurut konsep seni. Dalam seni, makna suatu objek benar-benar diusahakan untuk diungkapkan dengan benar.


Keindahan juga bersifat universal, artinya tidak terikat oleh selera perorangan, waktu dan tempat, selera mode, kedaerahan, atau lokal.


Apa itu Keindahan?


Keindahan itu suatu konsep abstrak yang tidak dapat dinikmati karena tidak jelas. Keindahan itu baru jelas jika telah dihubungkan dengan sesuatu yang berwujud atau suatu karya. Dengan kata lain keindahan itu baru dapat dinikmati jika dihubungkan dengan suatu bentuk. Dengan bentuk itu keindahan dapat berkomunikasi.


Menurut The Liang Gie dalam bukunya yang berjudul "Garis besar estetika" menyatakan bahwa arti keindahan berdasarkan asal katanya dalam bahasa Inggris yaitu "Beautiful", dalam bahasa Prancis "Beau", sedangkan Italia dan Spanyol "Bello" yang berasal dari kata latin "Bellum". Akar katanya adalah "Bonum" yang berarti kebaikan, kemudian mempunyai bentuk pengecilan menjadi "Bonellum" dan terakhir diperpendek sehingga ditulis "Bellum".


Keindahan dalam arti luas merupakan pengertian semula dari bangsa Yunani Kuno yang didalamnya tercakup pula kebaikan. Plato misalnya, menyebut tentang watak yang indah dan hukum yang indah. sedangkan Aristoteles merumuskan keindahan sebagai sesuatu yang selain baik juga menyenangkan. Bangsa Yunani mengenal pengertian keindahan dalam arti estetis yang disebutnya 'symmetria' untuk keindahan berdasarkan penglihatan (misalnya pada karya pahat dan arsitektus) dan harmonia untuk keindahan berdasarkan pendengaran (musik).


Apa itu Nilai Estetik?


Dalam rangka teori umum tentang nilai The Liang Gie menjelaskan bahwa pengertian keindahan dianggap sebagai salah satu jenis nilai seperti halnya nilai moral, nilai ekonomik, nilai pendidikan, dan sebagainya. Nilai yang berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam pengertian keindahan disebut nilai estetik.


Namun, apa itu estetik?


Dalam bidang filsafat, istilah nilai seringkali dipakai sebagai suatu kata benda abstrak yang berarti keberhargaan (worth) atau kebaikan (goodness). Dalam Dictionary of Sociology and Related Sciences diberikan perumusan tentang value yang lebih terinci lagi, sebagai berikut :

"The believed capacity of any object to satisfy a human desire. The quality of any abject which causes it to be on interest to an individual or a group".

Menurut kamus itu selanjutnya nilai adalah semata-mata suatu realita psikologis yang harus dibedakan secara tegas dari kegunaan, karena terdapat dalam jiwa manusia dan bukan pada bendanya itu sendiri. Tentang nilai itu ada yang membedakan antara nilai subjektif dan nilai objektif, atau ada yang membedakan nilai perseorangan dan nilai kemasyarakatan. Tetapi penggolongan yang penting adalah nilai ekstrinsik dan nilai intrinsik.


Nilai ekstrinsik adalah sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk sesuatu hal lainnya (instrumental/contributory value), yakni nilai yang bersifat sebagai alat untuk membantu. Nilai intrinsik adalh sifat baik dari benda yang bersangkutan, atau sebagai suatu tujuan, ataupun demi kepentingan benda itu sendiri.


Contoh :

1) Puisi.

Bentuk puisi yang terdiri dari bahasa, diksi, baris, sajak, irama, itu disebut nilai ekstrinsik. Sedangkan pesan yang terkandung di dalamnya, yang ingin disampaikan kepada pembaca maupun pendengar melalu (alat benda) puisi itu disebut nilai intrinsik.


2) Tari.

Tarian Damarwulan-minakjinggo merupakan suatu tarian yang halus dan kasar dengan segala macam jenis pakaian dan gerak-geriknya. Tarian itu merupakan nilai ekstrinsik, sedangkan pesan yang terkandung di dalamnya dan ingin disampaikan oleh tarian itulah nilai intrinsiknya.


Apa sebab manusia menciptakan keindahan?


Keindahan itu pada dasarnya adalah alamiah. Alam ciptaan Tuhan. Ini berarti bahwa keindahan itu ciptaan Tuhan. Alamiah artinya wajar, tidak berlebihan, tidak pula kurang. Kalau pelukis melukis wanita lebih cantik dari keadaan sebenarnya, justru tidak indah. Bila ada pemain drama yang berlebih-lebihan; misal marah dengan meluap-luap padahal masalahnya kecil, berarti itu tidak indah.


Pengungkapan keindahan dalam karya seni didasari oleh motivasi tertentu dan dengan tujuan tertentu pula. Motivasi itu dapat berupa pengalaman atau kenyataan mengenai penderitaan hidup manusia, mengenai keagungan Tuhan, dan masih banyak lagi lainnya. Berikut ini adalah beberapa alasan/motivasi dan tujuan manusia ataupun seniman menciptakan keindahan.


1. Tata nilai yang telah usang

Tata nilai yang terjelma dalam adat istiadat ada yang sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan, sehingga dirasakan sebagai hambatan yang merugikan dan mengorbankan nilai-nilai kemanusiaan. Misalnya kawin paksa, pingitan, derajat wanita lebih rendah daripada derajat laki-laki, dan masih banyak lainnya. Hal inilah yang menjadi tema para sastrawan zaman Balai Pustaka, dengan tujuan untuk merubah keadaan dan memperbaiki nasib kaum wanita. Salah satu contohnya adalah "Siti Nurbaya" karya Marah Rusli.


2. Kemerosotan Zaman

Keadaan yang merendahkan derajat dan nilai kemanusiaan ditandai dengan kemerosotan moral. Kemerosotan moral ini dapat diketahui dari tingkah laku dan perbuatan manusia yang rusak terutama dari segi kebutuhan seksual. Yang tidak indah itu harus disingkirkan melalui protes yang antara lain diungkapkan dalam karya seni.


3. Penderitaan Manusia

Banyak faktor yang membuat manusia itu menderita. Tetapi yang paling menentukan ialah faktor manusia itu sendiri. Manusialah yang membuat orang menderita sebagai akibat nafsu ingin berkuasa, serakah, tidak berhati-hati, dan sebagainya.


4. Keagungan Tuhan

Keagungan Tuhan dapat dibuktikan melalui keindahan alam dan keteraturan alam semesta serta kejadian-kejadian alam. Keindahan alam merupakan keindahan mutlak ciptaan Tuhan. Kecantikan seorang wanita ciptaan Tuhan membuat kagum seniman Leonardo da Vinci. Karena itu ia berusaha meniru ciptaan Tuhan dengan melukis Monalisa sebagai wanita cantik.


Apa itu Renungan?


Renungan berasal dari kata renung, artinya diam-diam memikirkan sesuatu atau memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam. Renungan adalah hasil merenung. Dalam merenung untuk menciptakan seni, ada beberapa teorinya. Teori itu adalah Teori Pengungkapan, Metafisik, dan Psikologik.


a) Teori Pengungkapan

Dalil dari teori ini adalah "Art is an expression of human's feeling". Teori ini terutama berhubungan dengan apa yang dialami oleh seorang seniman ketika menciptakan suatu karya seni. Tokoh teori ini yang paling terkenal adalah filsuf Italia Benedecto Croce (1886-1952 ) dengan karyanya yang telah diterjemahkan kedalam bahasa Inggris "Aesthetic as Science of Expression and General Linguistic". Beliau menyatakan bahwa "Art is expression of Impressions".


b) Teori Metafisik

Teori ini merupakan salah satu teori yang tertua, yakni berasal dari Plato yang karya-karya tulisannya untuk sebagian membahas estetik filsafati, konsepsi keindahan teori seni. Mengenai sumber seni, Plato mengemukakan suatu teori peniruan (Imitation Theory). Ini sesuai dengan metafisika Plato yang mendalilkan adanya dunia ide pada taraf yang tertinggi sebagai realita ilahi. Pada taraf yang lebih rendah terdapat realita duniawi yang merupakan cerminan semu dan mirip realita ilahi itu.


c) Teori Psikologis

Teori ini dikembangkan oleh Freederick Schiller ( 1757-1805 ) dan Herbert Spencer ( 1820-1903 ). Menurut Schiller, asal mula seni adalah dorongan batin untuk bermain-main (play impulse) yang ada dalam diri seseorang. Seni merupakan semacam permainan menyeimbangkan segenap kemampuan mental manusia yang berhubungan dengan adanya kelebihan energi yang harus dikeluarkan. Bagi Spencer, permainan itu berperan untuk mencegah kemampuan-kemampuan mental manusia menganggur dan kemudian menciut karena disia-siakan.


Apa itu Keserasian?


Keserasian berasal dari kata serasi dan rasi, artinya cocok, kena benar, dan sesuai benar. Kata cocok, kena, dan sesuai itu mengandung unsur perpaduan, pertentangan, ukuran, dan seimbang. Pertentangan menghasilkan keserasian. Misalnya dalam dunia musik, pada hakikatnya irama yang mengalun itu merupakan pertentangan suara tinggi rendah, panjang pendek, dan keras lembut. Karena itulah dalam keindahan ini, sebagian ahli pikir menjelaskan bahwa keindahan pada dasarnya adalah sejumlah kualitas/pokok tertentu yang terdapat pada suatu hal.


a) Teori Objektif dan Teori Subjektif

The Liang Gie dalam bukunya "Garis besar estetika" menjelaskan bahwa dalam menciptakan seni ada dua teori yakni Teori Objektif dan Teori Subjektif. Teori Objektif berpendapat bahwa keindahan atau ciri-ciri yang menciptakan nilai estetik adalah sifat/kualitas yang memang telah melekat pada bentuk indah yang bersangkutan, terlepas dari orang yang mengamatinya. Sebagai contoh bangunan arsitektur Yunani Kuno yang berupa banyak tiang besar. Sedangkan Teori Subjektif menyatakan bahwa ciri-ciri yang menciptakan keindahan suatu benda itu tidak ada, yang ada hanya perasaan dalam diri seseorang yang mengamati suatu benda. Adanya keindahan semata-mata tergantung pada pencerapan dari si pengamat itu.



b) Teori Perimbangan

Teori Perimbangan tentang Keindahan dari bangsa Yunani Kuno dulu dipahami pula dalam arti yang lebih terbatas, takni secara kualitatif yang diungkapkan dengan angka-angka. Keindahan dianggap sebagai kualita dari benda-benda yang disusun (mempunyai bagian-bagian). Hubungan dari bagian bagian ini yang menciptakan keindahan, dapat dinyatakan sebagai perimbangan atau perbandingan angka-angka.



2. Manusia dan Penderitaan


Apa itu Penderitaan?


Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra yang artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu terdapat pada lahir atau pada batin, atau pada lahir dan batin.


Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat ada juha yang ringan. Namun peranan individu juga menentukan berat-tidaknya intensitas suatu penderitaan. Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Penderitaan bisa juga dijadikan sebagai suatu energi untuk bangkit bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan.


Apa itu Siksaan?


Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani, dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau rohani. Akibat siksaan yang dialami seseorang, timbullah penderitaan.


Siksaan yang dialami manusia dalam kehidupan sehari-hari banyak terjadi dan banyak dibaca di berbagai media massa. Bahkan kadang-kadang ditulis di halaman pertama dengan judul huruf besar, dan kadang disertai dengan gambar korban. Dengan demikian, jelaslah sebuah siksaan merupakan suatu keuntungan untuk satu pihak. Karena dengan mengekspos berita-berita seperti itu, koran atau media massa tersebut menjadi laku.


Siksaan yang sifatnya psikis misalnya kebimbangan, kesepian dan ketakutan


Kebimbangan. Dialami oleh seseorang pada suatu saat ketika tidak dapat menentukan pilihan mana yang akan diambil. Misalnya pada suatu saat apakah seseorang akan pergi atau tidak, siapakah dari kawannya yang akan dijadikan pacarnya, dan lain sebagainya. Akibat dari kebimbangan, seseorang berada dalam keadaan yang tidak menentu sehingga ia merasa tersiksa dalam hidupnya saat itu.


Kesepian. Dialami oleh seseorang yang merupakan sebuah perasaan sepi dalam dirinya sendiri atau jiwanya walaupun ia dalam lingkungan orang ramai. Kesepian ini tidak boleh disamakan dengan keadaan sepi yang dialami oleh petapa atau biarawan yang tinggalnya di tempat sepi.


Ketakutan. Merupakan bentuk lain yang dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin. Bila rasa takut itu dibesar-besarkan yang bukan pada tempatnya, maka akan disebut sebagai phobia. Seperti pada kesepian, ketakutan dapat juga timbul atau dialami seseorang walaupun lingkungannya ramai. Beberapa contoh ketakutan : Claustrophobia (rasa takut terhadap ruangan tertutup), Agoraphobia (rasa takut terhadap ruangan terbuka), Gamang (rasa takut terhadap tempat tinggi), rasa takut terhadap kegelapan, kesakitan, dan kegagalan.


Apa itu Kekalutan Mental?


Penderitaan batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Secara lebih sederhana kekalutan mental dapat dirumuskan sebagai gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah kurang wajar.


Gejala dari kekalutan mental yaitu :

a) Sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung.

b) Merasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu dan mudah marah.


Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental, yaitu :

a) Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang merasa kurang sempurna.

b) Terjadinya konflik sosial budaya akibat norma berbeda antara yang bersangkutan dengan apa yang ada di masyarakat sehingga tidak dapat menyesuaikan diri.

c) Cara pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap kehidupan sosial.


Proses kekalutan mental yang dialami seseorang dapat mendorong ke arah positif dan negatif. Jika mendorong ke arah positif, maka trauma ini akan dijadikan sebagai usaha agar tetap survive/bertahan dalam hidup. Misalnya dengan cara melakukan kegiatan yang positif setelah jatuh dalam kehidupan. Sedangkan jika mendorong kearah negatif, trauma yang dialami akan semakin parah dan akan mengalami frustasi atau tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang diinginkan.


Bentuk frustasi antara lain :

a) Agresi. Berupa kemarahan yang meluap akibat emosi yang tidak terkendali.

b) Regresi. Adalah kembali pada pola reaksi yang primitif atau kekanak-kanakan.

c) Fiksasi. Merupakan peletakan atau pembatasan pada suatu pola yang sama/tetap. Misalnya dengan membisu, memukul-mukul dada sendiri.

d) Proyeksi. Merupakan usaha melemparkan atau memproyeksikan kelemahan dan sikap-sikap sendiri yang negatif pada orang lain.

e) Identifikasi. Adalah menyamakan diri dengan seseorang yang sukses di dalam imajinasinya.

f) Narsisme. Berupa self-love yang berlebihan, sehingga yang bersangkutan merasa dirinya superior daripada orang lain.

g) Autisme. Yaitu gejala menutup diri secara total dari dunia riil, tidak mau berkomunikasi dengan orang lain, ia merasa puas dengan fantasinya sendiri.


Penderitaan dan Perjuangan.


Penderitaan adalah bagian kehidupan manusia yang bersifat kodrati. Karena itu terserah kepada manusia itu sendiri untuk berusaha mengurangi penderitaan itu semaksimal mungkin, atau menghindari dan menghilangkan penderitaan itu.


Penderitaan dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya sudah menjadi konsekuensi manusia yang hidup untuk berperasaan yang tidak hanya bahagia, namun juga menderita. Karena itu, manusia hidup tidak boleh pesimis, yang menganggap hidup sebagai rangkaian penderitaan.


Pembebasan diri dari penderitaan pada hakikatnya adalah dengan cara melangsungkan hidup. Dengan berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alam lingkungan, masyarakat sekitar, waspada, dan disertai doa kepada Tuhan agar terhinda dari bahaya dan malapetaka.


Penderitaan dan Sebab-sebabnya.


Apabila kita kelompokkan secara sederhana berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan, maka dapat diperinci sebagai berikut :


a) Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia. Contoh : Pembantu rumah tangga yang diperkosa, disekap dan disiksa oleh majikannya; Perbuatan orang tua yang menganiaya anak kandung; Perbuatan buruk para pejabat di zaman orde lama; Musibah banjir atau longsor; dll.


b) Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan/ azab Tuhan.

Contoh : Anak yang buta sejak lahir; Nabi Ayyub mendapat siksaan berupa penyakit kulit; Firaun yang ditenggelamkan di laut Merah karena mengaku dirinya Tuhan; dll.


Pengaruh Penderitaan.


Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh bermacam-macam sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negatif. Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan, dan penderitaan merupakan bagian dari kehidupan. Sedangkan sikap negatif yaitu sifat kecewa, penyesalan karena tidak bahagia, yang mengakibatkan seseorang putus asa dan ingin bunuh diri. Sikap ini diungkapkan dalam peribahasa "Nasi sudah menjadi bubur".



Sumber :

Nugroho, Widyo; Muchji, Achmad. 1994. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Indonesia. Universitas Gunadarma.


Nama : Nadira Raihanah

Kelas : 1KA04

NPM : 14119627

Comments


©2020 by nadira.

bottom of page